aku akhir akhir ini sedang cemas. banyak hal yang sudah menjadi bubur, dan tak mungkin bisa aku rubah menjadi nasi kembali. bukan namanya penyesalan, jika tak datang belakangan. itulah siklus hidup yang menjadi jarum dalam dunia ini. kita tak tau apakah kita salah melangkah atau sudah benar dijalan takdir yang telah ditentukan oleh tuhan. seperti hanya orang buta yang ingin pergi ke taman bermain, kita tidak melihat apapun. semua nampak buram. kita hanya mampu mendengar, merasakan dan menghirup udara yang penuh nafas manusia. kita tak bisa fokus mendengar siapa pun, karna semua orang berbicara. kita bisa merasakan semua orang, tapi kita tak bisa menentukan orang yang benar benar bisa kita percaya. sungguh ironi bukan ?
dulu ketika aku TK, aku tak pernah berfikir mau berbuat apa ketika aku dewasa, bekerja dan bekeluarga. aku hanya berfikir pahlawan itu keren, kartun itu hebat, dan mainan itu nampak fantastik. sedangkan saat aku SD, aku hanya berfikir bermain dengan teman, menciptakan alat alat konyol yang menggelikan. seperti alat penglihat masa depan ( Celana dalam Wanita ) , alat penerjemah nama ( Alfa Link ), dan lain sebaganya. saat itu pun kita hanya mempunyai cita cita yang selalu ditanyain guru kita , ada yang mau jadi dokter, polisi, tentara, guru , tukang gali kubur, supir truk, presiden,dan banyak sekali. kita gak pernah berfikir cara meng aplikasikannya. kita hanya berfikir " yang penting punya " udah itu aja cukup. setidaknya kita bisa main, main dan main. saat SMP dan SMA , aku hanya berfikir habis lulus SMP ya Ke SMA atau habis lulus SMA ya daftar kuliah. udah gitu aja. tanpa berfikir betapa susahnya cari uang itu gimana ?
setelah kita kuliah dan mendekati semester akhir. mata ku mulai terbuka dan otak ini mulai mikir. ada banyak hal yang menjadi beban dalam hidup ini, tentang pernikahan, tentang biaya hidup, tentang Tittle yang disandang, dan tentang bibir bibir orang yang gemar menggosip. semua itu menjadi beban tersendiri dan memuat hati ini teramat cemas. misalnya :
#tentang pernikahan ?
jujur saja, sampai saat ini aku sudah punya pacar. dia cantik dan sekarang sedang mengejar tittle yang sama denganku. nah, yang menjadi pertanyaan adalah setelah aku lulus kuliah, dia mau aku apakan ? Menikah juga masih dalam bayang bayang, uang saja belum punya, kerjaan saja gak ada. kalau modal cinta saja, anak TK pun juga bisa. jika kita realistis sebagai laki laki, kita harus bisa memberi lebih, apalagi soal kepastian dan harapan. kita gak mungkin dong tiba tibaa nyelonong kerumahnya. minta dia dan saat ditanya tentang kerja apa, punya rumah gak ?, pendapatan kamu berapa dan lain sebagainya. kita cuman bisa jawab " hehehehe tenang pak, kita gak butuh itu.. kita hanya butuh saling menyanyangi ". dengan jawab begitu, apakah mungkin. orang tuannya dia bales jawab gini ".alhamdulillah, luar biasa ya nak......dengan saling menyayangi itu, insya allah berkah dunia akhirat. amin..... yaudah nak kapan nikahnya ? bapak setuju ". omong kosong. tidak ada didunia ini yang semudah itu, apalagi seorang laki laki yang tugasnya amat terasa berat. baik secara materil dan dosa. dari sebelum menikah, paskah menikah dan setelah menikah. hidup seorang laki laki harus benar benar matang. tentang kondisi keuangan dan kehidupan. apalagi setelah menikah, beban kita ditambah dosa istri yang kita tanggung. BERAT......
#Tentang biaya Hidup ?
beban ini sekarang sungguh sudah menjadi krusial dalam otak saya, jika saya lulus saya mau kemana, mau ngapain, kerja dimana dan lain lain. bahkan sampai menjadikan saya jiwa pengecut yang takut lulus. banyak aspek yang membuat saya takut akan beban ini. pertama cari kerja itu susah, kedua biaya hidup mahal, ketiga tuntutan hal lain itu tinggi, dan ke empat status sosial saya dimata tetangga. semua saling bersinggungan dan menjadi ironis sendiri.
#Tentang Tittle yang di sandang ?
beban ini juga gak kalah berat, kita harus bisa mempertanggungjawabkan gelar ini dimata masyarakat. dan apa kata oang jika punya titlle tapi nganggur ? apa yang akan dirasakan orang tua ? apalagi karna tittle ini kita gak mungkin asal cari kerja. kita secara gak langsung dituntut untuk mencari kerja yang sebanding dengan tittle kita. sedangkan cari kerja sekarang ini tak semudah yang kita bayangkan.
#Tentang Bibir orang lain ?
semua pasti pernah merasakan seberapa tajam bibir tetangga, mau kita sukses atau gagal. bibir mereka selalu bekerja. padahal tanpa kita gaji. apalagi bibir itu isa menghasilkan kerugian bagi kita baik berupa fitnah mau kebenaran.
oleh sebab itu, akhir akhir ini hati ini sedang cemas akan masa depan............
No comments:
Post a Comment